Nah, masa SMA ini memang semakin lama membuatku semakin semangat mengejar FK!
Pas Study Tour kelas 11 ke UGM, terdapat salah satu temanku menyeletuk ke wali kelasku. Kurang lebihnya begini.
"Ibu, kalau misalnya ke FK saja boleh gak bu gak ke FMIPA? Soalnya saya penasaran banget sama FK UGM." Padahal ya, jadwalnya dari rombongan belajar 4 (alias kelas 11 MIPA 4) ini harusnya ke FMIPA.
Eh akhirnya dibolehin. Terus, aku yang tadinya maunya ke FMIPA malah bertolak ke FK saja. Bahkan, beberapa teman sekelasku juga mau ikutan ke FK. Alhasil, aku berjalan kaki beriringan dengan kelas 11 MIPA lainnya melewati beberapa gedung tua nan bersejarah. Sayangnya, aku tidak tahu gedung apa itu (ya maap sih baru sekali ke UGM jadi norak aje!). Aku juga menyempatkan diri sambil berjalan sambil selfie sebagai momen berharga.
Seumur hidup sekali gasii~~~
Sampai suatu saat, aku bertemu dengan gedung tua yang sangat unik dengan monumen segitiganya dengan lambang FKnya (aku lupa pastinya lambang apa itu). Namun, saat memasuki gedungnya, aku kaget banget.
"Kok beda ya sama FKUI yang luas banget, ini sempit banget sampai harus rada mepet sama orang-orang." Kelas tidak bisa dilihat, akhirnya ruang anatomi pun dilihat. Banyak banget awetan-awetan tubuh manusia tersimpan dengan apiknya mulai dari jantung, paru-paru, otak, dan bagian internis tubuh lainnya yang menurutku seru banget buat dibedah.Setelah melihat-lihat sebentar, aku mengikuti teman sekelasku menuju auditorium. Kurang lebih mirip dengan auditorium FKUI (eh fyi sebenarnya auditorium RIK sih), seperti biasanya aku memilih duduk paling depan dan bertanya mengenai seleksi masuk FK UGM. Sayangnya, jawaban pembicara cukup klasik karena 'sama saja' dengan FK-FK pada umumnya dan belum mengetahui passing grade nya sehingga belum terbayangkan.
Kalau FKUI waktu itu, pembicaranya banyak mengungkapkan sesuatu yang unik-unik baik soal seleksi, biaya, mekanisme, dan bikin makin tertarik intinya ya.
Cuma, gedung FK UGM sekarang menyatu jadi FKKMK ya pakai gedung baru setelah 2017~~~
Hanya sebentar di auditorium, aku menemani teman sekelasku untuk buang air kecil. Aku pun memasuki perpustakaan yang bertingkat, serta ada satu hal yang menggugah aku untuk difotoin.
Ini dia, sebagai penutup bahwa "Book is window of the world"Simak ceritaku selanjutnyaa yaaa!
Comments
Post a Comment